LAPORAN PRAKTIKUM GRAVIMETRI
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK

OLEH:
NOVITA
FRANSISKA
J1A114024
THP
VI GENAP
ASISTEN
DOSEN :
RUDI
NATA, S.Si.
TEKNOLOGI HASIL
PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI
PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Ilmu kimia
analitik adalah ilmu kimia yang mendasari pemisahan-pemisahan dan analisis
bahan. Analisa bertujuan untuk menentukan susunan bahan, baik secara
kualitatif, kuantitatif, maupun secara struktur. Susunan kualitatif merupakan komponen-komponen
bahan, sedangkan susunan kuantitatif adalah berapa banyaknya atau setiap
komponen tersebut. Dalam ilmu kimia analitik untuk menganalisa suatu komponen
kimia terdiri atas beberapa analisis yaitu analisis volumetri, analisis
gravimetri.
Gravimetri
merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah
analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstan)-nya. Dalam dunia
teknik kimia sangat dibutuhkan juga bagaimana cara analisa gravimetri ini.
Seperti halnya dalam industri, untuk mendukung kinerja kita sebagai insiyur
teknik cara analisa ini mungkin juga sangat penting.
Tahap pengukuran dalam metode
gravimetri adalah penimbangan. Analitnya secara fisik dipisahkan dari semua
komponen lain dari sampel itu maupun dari pelarutnya. Selain itu Analisa
gravimetri merupakan suatu cara analisa kimia kuantitatif yang didasarkan pada
prinsip penimbangan berat yang didapat dari proses pemisahan analit dari
zat-zat lain dengan metode pengendapan. Zat yang telah diendapkan ini disaring
dan dikeringkan serta ditimbang dan diusahakan endapan itu harus semurni
mungkin. Untuk memisahkan endapan tersebut maka sangat dibutuhkan pengetahuan
dan teknik yang cukup dan wajib dimiliki seorang enginer.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan
diatas perlu adanya praktikum mengenai analisis gravimetri untuk mengetahui
proses dari analisis gravimetri itu, selain itu dari praktikum ini dapat
mengenal sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai analisis gravimetri
1.2
Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mengetahui pemisahan dengan
jalan pengendapan dan menentukan kadar perak AgCl
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis
gravimetri adalah proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa
tertentu. Bagian terbesar dari penentuan senyawa gravimetri meliputi
transformasi unsur atau radikal senyawa murni stabil yang dapat segera diubah
menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat unsur dapat dihitung
berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur – unsur atau senyawa yang
dikandung dilakukan dengan berbagai cara, seperti : metode pengendapan; metode
penguapan; metode elektroanalisis; atau berbagai macam cara lainya. Pada
prakteknya 2 metode pertama adalah yang terpenting, metode gravimetri memakan
waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstituen dapat diuji dan bila
perlu faktor – faktor pengoreksi dapat digunakan (Khopkar, 2002).
Gravimetri
merupakan cara pemeriksaan jumlah zat yang paling tua dan yang paling sederhana
dibandingkan dengan cara pemeriksaan kimia lainnya. Analisis gravimetri adalah
cara analisis kuantitatif berdasarkan berat tetap (berat konstannya). Dalam
analisis ini, unsur atau senyawa yang dianalisis dipisahkan dari sejumlah bahan
yang dianalisis. Bagian terbesar analisis gravimetri menyangkut perubahan unsur
atau gugus senyawa yang dianalisis menjadi senyawa lain yang murni dan mantap
(stabil), sehingga dapat diketahui berat tetapnya. Berat unsur atau
gugus yang dianalisis selanjutnya dihitung dari rumus senyawa serta
berat atom penyusunnya (Gandjar, 2007).
Metoda gravimeteri adalah suatu metoda analisis secara kuantitatif yang
berdasarkan pada prinsip penimbangan. Analisis gravimetric digunakan pada
beberapa bidang diantaranya untuk mengetahui suatu spesies senyawa dan
kandungan-kandungan unsure tertentu/molekul dari suatu senyawa murni yang
diketahui berdasarkan pada perubahan berat. Analisis kandungan air didalam
uranium oksida dengan metoda gravimetri (ASTM C-696) menggunakan alat
microprocessor oven. Air terserap secara fisika oleh suatu bahan padat dan
bukan membentuk ikatan kimia dalam suatu bahan dapat dilepaskan lagi dengan
cara membentuk uap. Pelepasan air ini sangat tergantung pada suhu dan waktu
(Okdayani, 2010).
Metode pembebasan gas atau penguapan pada hakekatnya bergantung pada
penghilangan basa penyusun kontituen yang mudah menguap (Atsiri). Ini dapat
dicapai dengan beberapa cara : dengan cara pemijaran sederhana dalam
udara atau aliran suatu gas yang tak bereaksi dengan pengelola dengan beberapa
regensia kimia dimana bahan penyususun yang dikehendaki dijadikan mudah menguap
dan dengan pengelolaan dengan suatu regensia kimia dimana bahan penyusun
dikehendaki tak mudah menguap ini dapat diabsorbsi (diserap) dalam sejumlah
medium yang telah ditimbang bila penafsiran ini adalah penafsiran langsung atau
bobot residu tertinggal setelah suatu komponen dijadikan mudah menguap
ditetapkan dan diproposi bahan penyusun itu dihitung dari bobot (Riwandi,
2003).
Penetapan
kadar air tanah dapat dilakukan secara langsung melalui pengukuran perbedaan
berat tanah (disebut metode gravimetri) dan secara tidak langsung melalui
pengukuran sifat-sifat lain yang behubungan erat. Metode gravimetri merupakan
metode standar yang memiliki akurasi yang sangat tinggi. Namun metode ini harus
dilakukan dilaboratorium sehingga penerapannya sangat membutuhkan waktu dan
tenaga yang banyak untuk mendapatkan satu nilai kadar . Kebutuhan akan metode pengukuran
tidak langsung menjadi sangat mendesak sebab banyaknya waktu dan tenaga yang
dibutuhkan metode gravimetri (Hermawan et all, 2004).
Zat ini
mempunyai ion yang sejenis dengan endapan primernya. Postpresipitasi
dan kopresipitasi merupakan dua penomena yang berbeda. Sebagai contoh pada
postpresipitasi, semakin lama waktunya maka kontaminasi bertambah, sedangkan
pada kopresipitasisebaliknya. Kontaminasi bertambah akibat pengadukan larutan
hanya pada postpresipitasi tetapi tidak pada kopresipitasi (Khopkar, 2002).
Gravimetri
dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode analisis kuantitatif suatu zat
atau komponen yang telah diketahui dengan cara pengukuran berat komponen dalam
keadaan murni setelah melalui proses pemisahan. Analisis gravimetri adalah
proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu. Metode
gravimetri memakan waktu yang cukup lama, adanya pengotor pada konstiven dapat
diuju dan bila perlu faktor-faktor koreksi dapat digunakan.
Gravimetri
dapat digunakan untuk menentukan hampir semua anion dan kation anorganik serta
zat-zat netral seperti air, belerang dioksida, karbon dioksida dan isodium.
Selain itu, berbagai jenis senyawa organik pula ditentukan dengan mudah secara
grvimetri. Contoh-contohnya antara lain: penentuan kadar laktosa dalam susu,
salisilat dalam sediaan obat, fenolftalein dalam obat pencahar, nikotina dalam
pestisida, kolesterol dalam biji-bijian dan benzaldehida dalam buah-buahan
tertentu. Jadi, sebenarnya cara gravimetri merupakan salah satu cara yang
paling banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia. (Rivai, 1995: 309).
Metode
Gravimetri untuk analisis kuantitatif didasarkan pada stoikiometri reaksi
pengendapan, yang secara umum dinyatakan dengan persamaan:
a A + p P → A a P p
“a” adalah koefisien reaksi setara
dari reaktan analit (A), “p” adalah koefisien reaksi setara dari reaktan
pengendap (P) dan AaPp adalah rumus molekul dari zat kimia hasil reaksi yang
tergolong sulit larut (mengendap) yang dapat ditentukan beratnya dengan tepat
setelah proses pencucian dan pengeringan. Penambahan reaktan pengandap P
umumnya dilakukan secara berlebih agar dicapai pengendapan yang sempurna (Ibnu,
2004: 135).
Graviometri
merupakan penetapan kuantitas atau jumlah sampel melalui prhitungan berat zat.
Sehingga dalam gravimetri produk harus selalu dalam bentuk padatan (solid).
Alat utama dalam gravimetri adalah timbangan dengan tingkat ketelitian yang
baik. Dalam reaksi pembentukan endapan, dimana endapan merupakan sampel yang
akan dianalisis, maka dengan cermat kita dapat memisahkan endapan dari zat-zat
lain yang juga turut mengendap. Pencucian endapan merupakan tahap selanjutnya,
proses pencucian umumnya dilakukan dengan menyaring endapan, dilakukan dengan
membilasnya dengan air. Tahap akhir dari proses ini adalah memurnikan endapan,
dengan cara menguapkan zat pelarut atau air yang masih ada di dalam sampel,
pemanasan atau pengeringan dalam oven lazim dilakukan. Akhirnya penimbangan
sampel dapat dilakukan dan hasil penimbangan adalah kualitas sampel yang
dianalisis.
Dalam
gravimetri, endapan biasanya dikumpulkan dengan penyaringan cairan induknya
melalui kertas saring atau alat penyaring kaca masir. Kertas saring yang
digunakan dalam gravimetri terbuat dari selulosa yang sangat murni sehingga
jika dibakar hanya meninggalkan sisa abu sangat sedikit. Selain dengan
penyaringan, endapan dapat pula dipisahkan dengan cara pengenap-tuangan. Dengan
cara ini, endapan yang berada dalam cairan induknya diendapkan beberapa saat,
kemudian cairan bagian atasnya dituangkan kedalam wadah lain. Pekerjaan ini
dilakukan berulang-ulang sampai semua cairan terpisah dari endapan (Rivai,
1995: 305).
Pengendapan
dilakukan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pemisahannya, misal: Ag
diendapkan sebagai AgCl, dikeringkan pada 130ºC, kemudian ditimbang sebagai
AgCl atau Zn diendapkan sebagai Zn (NH4)PO4.6H2O,
selanjutnya dibakar dan ditimbang sebagai Zn2P2O7.
Aspek yang penting dan perlu diperhatikan pada metode tersebut adalah
endapannya mempunyai kelarutan yang kecil sekali dan dapat dipisahkan secara
filtrasi. Kedua, sifat fisik endapan sedemikian rupa sehingga mudah dipisahkan
dari larutannya dengan filtrasi, dapat dicuci untuk menghilangkan pengotor,
ukuran partikelnya cukup besar, serta endapan dapat diubah menjadi zat murni
dengan komposisi kimia tertentu (Khopkar, 2008: 27).
Pengendapan
ion Ca2+ dengan menggunakan reaktan pengendap ion oksalat C2O42-
dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi berikut:
- Reaksi yang menyertai pengendapan= Ca2+ + C2O42- → CaC2O4 (s)
- Reaksi yang menyertai pengeringan= CaC2O (s) → CaO (s) + CO2 (g) + CO(g)
Agar
pengendapan kuantitas analit dalam metode gravimetri mencapai hasil yang
mendeteksi nilai yang sebenarnya, harus dipenuhi dua kriteria berikut: 1)
proses pemisahan atau pengendapan analit dari komponen lainnya berlangsung
sempurna; 2) endapan analit yang dihasilkan diketahui dengan tepat komposisinya
dan memiliki tingkat kemurnian yang tinggi, tidak bercampur dengan zat pengotor
(Ibnu, 2004: 135).
Untuk
menghilangkan sisa-sisa cairan induk dan kotoran yang terjerap, maka endapan
harus dicuci setelah disaring. Pencucian akan berhasil jika pencucian dilakukan
berulang-ulang dengan pemakaian sebagian demi sebagian cairan pencuci.
Pencucian dilanjutkan terus sampai ion pengotor telah hilang sama sekali. Hilangnya
ion pengotor ditandai dari hasil negatif pada pengujian cairan pencuci dengan
pereaksi yang cocok (Rivai, 1995: 305).
Pada
penentuan air kristal terusi (CuSO4.xH2O), kristal terusi
yang mengikat air kristal berwarna biru, sedangkan yang tanpa air kristal
berwana putih. Pada penentuan kadar besi sebagai besi (III) oksida, Besi (III)
diendapkan dengan amonia sebagai besi (III) hidroksida. Endapan ini telah
dipisahkan dan dibersihkan serta dipijarkan, kemudian ditimbang sebagai besi
(III) oksida (Tim Dosen, 2011: 9).
BAB III
METODOLOGI
1.1 Waktu dan
Tempat
Praktikum ini dilakukan di hari
Sabtu, 18 Februari 2017 di Laboratorium Fisika, Fakultas Teknologi Pertanian,
Universitas Jambi, Pondok Meja yang dilaksanakan pukul 10.00 s/d 12.00WIB.
1.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pemisahan
dan penentuan perak adalah tabung reaksi, oven, spatula kaca, timbangan, pipet
tetes, gelas ukur, bekker glass, corong kaca. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah larutan sampel, HNO3, NaCl 5%, dan kertas saring.
1.3 Prosedur
Kerja
Pertama larutan sampel 50 ml
dimasukkan ke dalam bekker glass 100 ml, lalu teteskan NaCl 5% sambil diaduk
perlahan dan pertahankan agar temperature tetap konstan. Penambahan NaCl 5%
terus dilakukan hingga terbentuk endapan dengan ditandainya dengan jernihnya
larutan sampel dibagian atas (dengan waktu kurang lebih 3 menit). Ambil larutan
atas yang berwarna bening dan uji dengan beberapa tetes NaCl 5%, jika tak
terbentuk larutan putih atau endapan artinya semua perak sudah terendap.
Kemudian letakkan bekker glass ditempat gelap selama 30 menit sebelum disaring.
Timbang kertas saring Whattman yang akan digunakan untuk menyaring endapan.
Selanjutnya lakukan penyaringan dengan hati-hati agar semua endapan dan filtrat
bisa diambil. Setelah itu sisihkan filtrat ditempat aman. Lalu endapan yang
didapat dicuci dengan asam nitrat 0,02 N sebanyak 2x. kertas saring dan endapan
dioven dalam suhu 110 – 130oC selama 1 jam. Dinginkan dan keringkan
dalam desikator atau eksikator. Timbang endapan sebagai berat AgCl.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1.1 Hasil pengamatan
Berat
|
JUMLAH (gr)
|
Sampel
|
50
gram
|
Kertas
Saring
|
1,063gram
|
Kertas
saring + endapan
|
1,215
gram
|
Endapan perak
|
0,152
gram
|
Kadar Ag =
x massa endapan x 100%

=
x 0,152 gram x 100%

= 11,43 %
Berat AgCl=
massa kertas saring+ endapan- massa
kertas saring
= 1,215 gram – 1,063
gram
= 0,152 gram
4.2 Pembahasan
Gravimetri
merupakan cara analisa yang berdasarkan prinsip penimbangan berat endapan yang
telah kering dan diubah dalam bentuk yang semurninya. Analisis gravimetri
adalah suatu cara analisis kuantitatif dengan penimbangan berat zat setelah
diperlakukan sedemikian rupa sehingga nantinya zat tersebut diketahui rumus
molekul dengan pasti dan berada dalam keadaan stabil. Untuk mencapai itu
analisis harus dapat berlangsung dengan baik antara lain proses pemisahan harus
berlangsung sempurna, endapan yang terbentuk harus dapat dipisahkan dengan
mudah dari larutannya dan zat yang ditimbang harus mempunyai susunan
stoikiometri tertentu dan bersifat murni.
Dalam
percobaan ini digunakan analisis gravimetri kandungan suatu unsur atau ion
dalam suatu cuplikan dapat dianalisa dengan cara gravimetri dengan merobah
unsur atau ion tersebut kedalam suatu bentuk senyawa yang mudah larut dengan
penambahan pereaksi pengendap.hal ini dilakukan pada percobaan ini adalah akan
ditetapkan atau menentukan kadar AgCl dalam larutan sempel dimana pengendap
yang digunakan adalah NaCl.
Pada dasarnya pemisahan dilakukan dengan cara
mula-mula cuplikan zat dilarutkan dalam pelarut yang sesuai, lalu ditambahkan
zat pengendap. Endapan yang terbentuk disaring, dicuci, dikeringkan atau
dipijarkan dan setelah dingin ditimbang.Kemudian jumlah zat yang ditentukan
dihitung dari faktor stoikiometrinya. Gravimetri merupakan pemeriksaan jumlah
zat dengan cara menimbang hasil reaksi pengendapan.
Pada
percobaan ini, dilakukan pemisahan dengan cara
pengendapan dan penentuan kadar perak (Ag) dalam sampel. Pada pecobaan ini
menggunakan garam klorida (NaCl 5%) tidak bewarna. Setelah ditimbang, berat endapan yang didapat adalah 0,152 gram dengan kadar perak
klorida (AgCl) adalah 11,43%.
Faktor kesalahannya adalah pada saat penimbangan yaitu
sampel terkontaminasi lingkungan sekitar, pengeringan dan pemanasan yang kurang
maksimal, kertas saring yang ditimbang masih panas sehingga penimbangannya
kurang sempurna, kurang sempurna pencucian.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil
praktikum yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengendapan
merupakan proses membentuk endapan yaitu padatan yang dinyatakan tidak larut
dalam air walaupun endapan tersebut mempunyai kelarutan sekecil apapun. Berat
endapan yang diperoleh adalah 0,152 gram dan kadar perak klorida (AgCl) adalah
11,43%.
5.2
Saran
Untuk
memperkecil Faktor kesalahannya sebaiknya di sarankan untuk memperhatikan
prosedur kerja dengan baik dan melakukan praktikum dengan lebih teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Gandjar,
Ibnu G. dan Abdul Rohman, 2007, Kimia Farmasi Analisis,
Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Hermawan,
Bandi, 2004, Penetapan Kadar Air Tanah melalui Pengukuran Sifat Dielektrik pada Berbagai Tingkat
Kepadatan, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol 6 No.2, (diakses
tanggal 16 November 2013).
Ibnu,
M. Sodiq dkk. 2004. Kimia Analitik. Malang: Universitas Negeri Malang.
Khopkar, 2002, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press:
Jakarta.
Okdayani, Yoskasih, 2010, Penentuan Kadar Air
DalamSerbuk UO2DenganMetodaGravimetri, Hasil-hasilPenelitian
EBN, Volume 12. No. 7.
Rivai,
Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia.
Riwandi, 2003, Indikator Stabilitas Gambut
berdasarkan Analisis Kehilangan Karbon Organik, Sifat Fisiko Kimia dan
Komposisi Bahan Gambut, Jurnal Penelitian UNIB, Volume IX. No.
1.
Tim
Dosen Kimia Analitik. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik I. Makassar:
Laboratorium Kimia FMIPA UNM.
makasih kakk, sangat membantuu ❣️
BalasHapus